Danantara Siapkan Model Bisnis untuk Koperasi Merah Putih, Begini Rencananya

Berita Koperasi Koperasi Kita News Regulasi Terkini

Ilustrasi koperasi merah putih. Foto : Antara.

JAKARTA, KABAR KOPERASI– Badan Pengelola Penanaman Modal Asing (BPI) Danantara ikut bergerak dalam gelombang koperasi baru. Melalui anak usahanya, mereka kini tengah menyiapkan model bisnis khusus untuk koperasi desa/kelurahan Merah Putih.

“Danantara dan Agrinas Kelaparan Global menyiapkan usaha model sebagai koperasi kita. Nanti dalam tiga bulan akan bermunculan koperasi-koperasi yang bagus,” ujar Dony Oskaria, COO Danantara, di Gedung Graha Mandiri seperti dikutip dari Kabar Koperasi dari CNBC Indonesia, (2/10/2025).

Dia menegaskan bahwa pengembangan koperasi Merah Putih bukan sekadar simbol. Tujuannya adalah agar koperasi tidak hanya formalitas, melainkan bergerak sebagai “koperasi yang betul”, dengan model usaha yang berkelanjutan dan berdampak nyata di desa.

Tiga Bulan Menjadi Penentu

Menurut Dony, dalam waktu sekitar tiga bulan ke depan akan terlihat kopi-opasi baru yang menjanjikan di berbagai desa. Model bisnis yang disiapkan akan mencerminkan bahwa koperasi bukan hanya sebagai entitas administratif, melainkan juga sebagai pusat kegiatan ekonomi Desa.

Salah satu aspek yang akan dirancang adalah ekosistem koperasi — bukan hanya tempat transaksi, tapi juga jaringan produksi, distribusi, pelayanan, dan pemberdayaan masyarakat desa.

Apa Makna Bagi Koperasi Merah Putih

Langkah Danantara ini menunjukkan bahwa pegiat korporasi juga melihat potensi besar di balik program pemerintah. Jika model bisnis yang disusun matang, ini bisa menjadi katalis percepatan transformasi koperasi desa:

  • Menjadi role model koperasi modern berbasis usaha nyata

  • Memacu koperasi di desa agar tidak “kosong” — memiliki aktivitas usaha

  • Menunjukkan bahwa dukungan swasta bisa memperkuat visi pemerintah

Tantangan Menanti

Namun, langkah ini juga menghadirkan sejumlah tantangan serius:

  1. Penyesuaian masyarakat desa: apakah pengurus koperasi lokal siap menerima pola usaha yang lebih profesional dan sistematis?

  2. Infrastruktur & digitalisasi: model bisnis baru kemungkinan akan melibatkan unsur digital — belum semua desa memiliki konektivitas memadai.

  3. Pengawasan dan tata kelola: agar koperasi yang lahir benar-benar sehat, perlu sistem transparansi dan kontrol agar tidak jadi “papan nama” belaka.

Dengan langkah Danantara bersiap membentuk model bisnis koperasi Merah Putih, harapannya program ini tidak hanya menjadi deklarasi besar. Tapi juga menjadi kenyataan yang bisa dirasakan di desa-desa (Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *